Sabtu, 23 Mei 2009

Renungan Hidup


Aku pernah melihat seorang lelaki tua usia 70-an berjalan sempoyongan di bawah terik matahari. Apa yang dia bawa hanyalah sebuah tas plastik berisi pakaian lusuh. Dipinggir jalan. Mungkin orang akan mengira lelaki tua itu adalah pengemis atau gelandangan. Bahkan mungkin juga tidak akan perduli padanya. Bahkan juga tidak berfikir apakah lelaki tua itu sudah makan apa belum? Dimanakah tidurnya? Dimana sanak familynya?
Aku memandangi dari kejauhan,dan mungkin aku juga sama dengan orang-orang yang lalu lalang melintasinya. Tapi aku melihat sisi lain dari pemandangan itu. Aku tidak melihat dia adalah seorang pengemis. Tapi aku melihat dia adalah salah seorang korban kekejaman zaman ini. Atau juga karena memang ada hal lain yang menyebabkan lelaki tua itu seperti ini. Apapun itu adalah sebuah ironi dari nasib manusia. Disaat manusia jaya,tidak pernah peduli dengan apa yang menimpa sekelilingnya. Bahwa mencari sebuah kebenaran itu terlalu sulit. Tapi mencari sebuah kesalahan adalah hal yang paling gampang. Siapapun bisa melakukan.
Kembali pada lelaki tua tadi. Aku melihat ada hal paling menyedihkan dalam hidup lelaki itu. Aku melihat dia seperti dicampakkan oleh sesuatu yang paling dia sayangi. Aku pernah mendengar cerita salah seorang temanku. Dimana ada seorang sahabat ditinggal pergi oleh orang yang sangat dicintainya. Hanya karena masalah kurang puas dengan materi. Ditinggal pergi untuk mencari sesuatu yang bisa melampiaskan kerakusan akan materi.
Dan yang terjadi adalah sahabatku menjadi orang yang seperti lupa pada dirinya. Dimana dulu saling berjanji untuk menghadapi kekejaman hidup ini bersama-sama. Tidak akan saling meninggalkan satu sama lain. Dan yang terjadi mungkin hampir sama dengan lelaki tua itu.
Aku pergi meninggalkan tempat aku menyaksikan lelaki tua itu meneruskan perjalanannya. Menyusuri hidup yang sudah dia jalani.Entah sudah berapa lama......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar