Minggu, 07 Juni 2009

Sebuah Petunjuk


Aku pernah mendengar dari seseorang bahwa kelemahan tidak harus berasal dari sesuatu yang rumit atau tragis. Tapi bisa terjadi ketika hal yang hebat bisa tercapai dan dilalui. Dengan kata lain ketika kita mampu menggapai ambisi yang sulit,disitulah seseorang akan merasa bangga dan merasa telah berhasil. Memang ketika sudah berada dipuncak,akan sangat mudah untuk menggelincirkan dan menjatuhkan dari puncak tersebut. Semakin tinggi berada diatas,semakin kencang angin yang menerpa. Tergantung apakah terbuat seperti ilalang rumput,ataukah terbuat dari tonggak kokoh seperti pohon Oak. Jika seperti pohon,dipastikan cepat tumbang. Jika seperti ilalang,secepat apapun angin terlalu sulit untuk mencabut ilalang dari akar-akarnya.

Keadaanku sebenarnya kurang baik. Jauh dari ulasan diatas. Kelemahanku terletak pada cara berfikirku sendiri. Aku terlalu mudah membayangkan sebuah hal yang terlampau jauh aku cari.
Terlalu banyak berfikir dan merenung. Tanpa menyadari bahwa hal tersebut hanya menyita waktu dan energi secara sia-sia. Aku harus mampu rileks dan tenang untuk menyikapi hal ini. Mungkin aku butuh liburan sesaat untuk mencari penyegaran. Dalam benakku sudah terlintas untuk memancing di sebuah danau,teluk atau telaga. Dengan harapan mampu mendinginkan otakku.

Mudah-mudahan saat mancing didanau tidak kutemukan ikan Hiu. Karena semestinya ikan itu tidak berada disana. Pemikiran yang aneh dan semakin nyeleneh.

Hari yang seharusnya aku jadikan untuk instropeksi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar